Selasa, 08 Mei 2018

Deles, Desa Penghasil Kopi Nikmat Dari Lereng Merapi

Deles, begitu sebutannya, adalah sebuah desa kecil yang berhawa sejuk berada di sisi tenggara kaki gunung Merapi. Siapa sangka daerah ini dulunya pernah menjadi salah satu daerah penghasil kopi. Tanaman kopi dibawa oleh Belanda dan dibudidayakan khusus di wilayah lereng Merapi ini. Dan kopi sempat menjadi komoditas utama di daerah tersebut.
Jejak tanaman kopi tersebut ditandai dengan keberadaan Dusun Kopen yang dulunya merupakan kebun milik Belanda. Namun setelah Belanda meninggalkan Indonesia tanaman kopi ini menjadi tidak terawat, dan kebanyakan tumbuh di pekarangan rumah warga dengan pengelolaan seadanya. Mengingat sejarah itu, Pak Sukiman, sebagai koordinator Radio Komunitas Lintas Merapi menggagas kebangkitan Kopi Deles pada 2014.
Wilayah Deles yang berjarak empat kilometer dari puncak merapi, membuat desa tersebut sering terkena abu vulkanik dari Merapi, sehingga membuat daerah ini sangat subur. Berada di ketinggian sekitar 1.200mdpl menjadikan daerah ini sangat cocok untuk ditanami kopi jenis arabika. Kopi Deles memang masih kalah tenar jika dibanding dengan Kopi Gayo atau Kopi Temanggung yang sudah lebih dikenal, karena memang tidak banyak dijual di negeri sendiri. Kopi Deles jenis Arabica memiliki kekentalan dan kadar kafein lebih rendah dibandingkan dengan jenis lainnya, seperti robusta. Kopi ini memiliki aroma harum yang kuat, tingkat keasaman yang medium dan rasa manis yang keluar membuat kopi Deles masuk dalam kualitas yang baik.
Sejak dulu kopi Deles diolah dengan cara manual, mulai dari petik merah, pengupasan, pengeringan hingga proses sangria menggunakan cara manual dan dengan alat seadanya. Hal ini yang membuat kopi Deles memiliki citarasa yang khas. Kombinasi dari aroma harum yang kuat, keasaman yang pas, dan rasa manis dari sisa kulit buah kopi tersebut menjadikan kopi Deles masuk kategori kopi premium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar